Siapa, sih, tak kenal Inul Daratista alias Ainur Rokhimah? Makanya, Lebaran silam, khusus untuk para penggemar dan warga desanya, ia membuka lebar-lebar pintu rumahnya. Tak cuma boleh bersalaman, tamu yang datang juga disuguhi aneka makanan, salam tempel, dan foto. "Saya bahagia bisa berbagi dengan saudara-saudara dan para tetangga. Memang jumlahnya tak begitu besar karena sudah dibagi sejak awal bulan Ramadan," tuturnya sambil tetap tersenyum.
Untuk dua kampung, Inul membagikan beras dan uang Rp 50 ribu setiap orang. Bahkan tukang becak yang sedang mangkal, juga mendapat jatah makan. "Disediakan 450 bungkus nasi untuk makan pagi dan malam," ungkapnya. Lebih dari 500 sarung dan uang Rp 50 ribuan juga diberikan kepada tukang becak.
Sebagai pelaksana pembagian zakat, Inul mempercayakan kepada saudara kandungnya untuk mengurus semuanya. "Adik-adik saya yang survei yayasan dan panti yang berhak menerima," ujarnya. Kepopuleran Inul tentu saja membawa berkah luar biasa bagi dirinya dan keluarga serta warga Pasuruan. "Karena Mbak Inul, daerah kami dapat nama di Indonesia. Yang tadinya sepi jadi ramai," ujar Sri Mardiana Matari (46), pengelola katering yang hari itu menyiapkan makanan untuk para tamu yang bersilaturahmi di rumah Inul.
Katering Matari mendapatkan pesanan satu minggu sebelumnya. Masakan yang dipesan merupakan menu tradisional seperti lontong, soto, bakso, tahu campur, cap gomeh, kikil, dan sate ayam. "Persiapan meja sudah sejak malam pukul 20.oo-24.oo, sedangkan masaknya semua dilakukan tadi pagi," terang Matari. Pada hari Lebaran itu Inul membagi foto, uang dan makanan. "Saya menyediakan 2.000 porsi untuk yang datang," ucap Inul.
HEBOH DI LAPANGAN
Mengikuti salat Ied di lapangan menjadi cita-cita Inul. Warga Kejapanan juga ingin tahu bagaimana Inul setelah jadi bintang. Pukul 05.00, Inul dan suaminya, Adam Suseno, serta keluarganya berangkat dari rumah.
Jarak antara rumah Inul dan lapangan Kejapanan sekitar 300 meter bisa ditempuh selama 15 menit. Mereka berjalan kaki, tak menaiki Mercy milik Inul. Dengan setelan busana serba putih, Inul duduk di deret nomor empat dari depan. Sesekali ia menyandarkan kepala di bahu ibunya, Siti Rupiyah (48), yang berada di sampingnya. Sementara adik-adiknya pun berada di sekitarnya.
Beberapa orang datang mendekati dan menjabat tangan Inul. Keadaan masih terjaga. Tiba-tiba ada seorang perempuan muda di antara para wartawan yang mengambil gambar Inul dengan kameranya. Kemudian ia mendekat dan memeluk Inul. "Saya dari Kalimantan," ujarnya kepada Inul. Perempuan asal Nganjuk (Jatim) bernama Milania Sihaloho (30) ini datang dari Bontang (Kaltim). Sebagai penggemar berat Inul, ia khusus ke Pasuruan. "Saya sudah sejak kemarin di sini," ujarnya. Foto bersama Inul pun menjadi agendanya dari Kalimantan. "Saya akan memberikan foto-foto kepada teman di Kalimantan. Soalnya. Inul di sana sangat dikagumi. Kami sempat kecewa karena Inul batal menyanyi di sana," tuturnya.
Ketika salat Ied berakhir, Inul tertahan di lapangan karena diserbu anak-anak dan ibu-ibu. Ada yang sekadar menjabat tangan, minta foto, tanda tangan, atau memeluknya.
-->
Tidak ada komentar:
Posting Komentar